Jakarta – Menyikapi bisnisnya yang cenderung melorot memaksa Yahoo memutar otak. Beredar kabar kalau Yahoo bakal menjalankan strategi alternatif untuk bertahan, yakni dengan cara menjual perusahaan ke pihak lain.
Yahoo menyatakan sedang mendalami opsi strategis untuk membangkitkan perusahaan, yang kemungkinan termasuk opsi penjualan. Padahal kalau mundur beberapa tahun lalu, Yahoo sangat disegani di bisnis digital. Apalagi kalau melihat jutaan pengguna layanan email besutannya dan pesan instan Yahoo Messenger, seakan jadi momok yang sulit ditandingi oleh perusahaan lain.
Namun roda terus berputar, Yahoo yang tadinya perkasa sedikit demi sedikit tergerus oleh penyedia layanan internet lainnya seperti Google dan Facebook. Sementara itu layanan pesan instannya yang awalnya seakan tanpa lawan tumbang dihajar BBM dan WhatsApp.
Maka ketika valuasi perusahaan internet lainnya membumbung tinggi, nilai Yahoo malah membumi. Memang kepemilikan aset Yahoo saat ini terbilang lumayan. Seperti detikINET kutip dari Huffington Post, Kamis (4/2/2016), termasuk kepemilikan sahamnya di Alibaba, aset yang dimiliki Yahoo saat ini berada di angka USD 46,7 miliar.
Kalau dirinci angka tersebut terdiri dari saham di Alibaba yang nilainya USD 32,6 miliar, saham Yahoo di lantai bursa Jepang senilai USD 8,7 miliar, dan simpanan tunai Yahoo sendiri sebesar USD 1 miliar.
Namun kalau dihitung berdasarkan nilai saham Yahoo sekarang, nilai kapitalisasi perusahaan ini sejatinya hanya sekitar USD 33,8 miliar. Bahkan menurut analis nilai tersebut bisa lebih rendah lagi mencapai USD 27 miliar, kalau melihat fluktuasi pasar di mana saham Yahoo semakin tertekan.
Alasan inilah yang lantas disebut analis ‘buat apa Yahoo dibeli?’ Karena menilik dari performanya yang terus menurun, akuisisi terhadap Yahoo dinilai menyimpan risiko. Karena bukannya mencetak profit, perusahaan yang mengakuisisi Yahoo takutnya malah tak memperoleh apa-apa.
(yud/fyk)
sumber : detik.com