Di tengah satu taman yang sangat indah tampak sebuah rumah seperti sebuah vila yang sangat indah dan megah. Namun yang menghuni rumah itu hanya seorang Perempuan muda yang sangat kaya raya. Orang tuanya tidak pernah menetap di satu tempat karena mereka adalah pengusaha sutra yang sangat terkenal dan sering berkeliling dunia. Oleh karena itu Gadis itu merasa sangat kesepian dan hampa. Dia merasa hidupnya sangat kosong. Dia tau teman-temannya suka mendekatinya karena kekayaan yang dia miliki.
Suatu ketika, Gadis ini merasa sangat membutuhkan teman untuk mencurahkan perasaan dan isi hatinya. Malam itu dia merasa sangat bosan. Dia duduk di depan suatu rak yang sangat besar berisi banyak sekali buku dan hanya memandang kosong kea rah arak itu. Tiba-tiba pandangannya tertuju di satu sudut rak itu. Dia melihat sebuah buku tebal yang sudah sangat berdebu. Gadis itu mendekati buku yang di lihatnya kemudian mengambil buku itu kemudian membersihkannya, dan tampak di situ suatu ukiran yang indah bertulis “INJIL”.
Gadis itu memutuskan untuk membaca buku itu. Setelah membaca cukup lama tampak tersungging senyum yuang menawan dari gadis itu, seperti ada perasaan yang melegahkan. Tak lama kemudian gadis itu beranjak dan masuk ke kamarnya, mengunci pintunya kemudian dia melanjutkan membaca buku itu. Kadang dia tersenyum, kadang dia menitikkan air mata. Gadis itu seperti menemukan sesuatu setelah dia membaca buku tersebut. Gadis itu menutup buku yang di bacanya kemudian dia melipat tangannya dan menutup mata kemudia dia mulai berdoa. Doanya tampak sangat kushuk sekali dan sangat dalam. Dan di dalam doanya dia memohon kepada Tuhan supaya boleh bertemu secara langsung dengan Tuhan. Tak lama setelah itu dia membaringkan dirinya di tempat tidur dan mulailah dia terlelap.
Tiba-tiba Gadis ini merasa sudah berada di tempat lain yang sangat indah dan bukan di kamar tidurnya. Dan dari jauh tampak seorang sedang memanggilnya. Dia mendekati orang itu dan bertanya, “Anda siapa? Dimana saya?” Orang itu hanya tersenyum dan berkata, “Jangan takut anakku, Bapa berpesan besok Bapa akan datang ke rumahmu. Jadi persiapkanlah dirimu!”, dan bersamaan dengan itu hilanglah dari pandangan gadis itu orang yang memanggilnya tersebut. “Bapa siapa? Aku tidak mengerti maksud anda. Dimana anda sekarang?”, gadis itu tampak terkejut dan bertanya. Dan tak lama terdenga suara menjawab pertanyaan gadis itu, “Bukannya tadi kamu berdoa minta untuk bertemu dengan Bapa?”.
Tiba-tiba Gadis itu terjaga dari tidurnya dan sadar bahwa itu hanya mimpi. Namun dia teringat bahwa memang dia berdoa untuk dapat bertemu dengan Tuhan. Akhirnya dia tau itu bukan hanya sekedar mimpi.
Keesokan harinya, dia segera mempersiapkan dirinya, berdandan secantik mungkin, merapikan rumah untuk menyambut tuhan yang akan berkunjung ke rumahnya. Dan segala sesuatu telah siap. Dan dia menunggu kedatanga Tuhan. Saking terlalu lamanya dia menunggu, dia mulai mengantuk. Tiba-tiba pintu depan di ketuk, dan Gadis itu tersadar dan merasa girang. Dalam hatinya dia berpikir itu pastilah Tuhan yang datang. Bergegas dia ke pintu depan untuk membukanya, namun segera dia merasa kecewa karena yang di depan pintu bukanlah Tuhan melainkan seorang Pengemis Tua.
“De, Kakek lapar, mohon sedekahnya De…”. Gadis itu langsung merasah iba melihat kaket tua yang tampak sangat kurus dan kelaparan. Segera dia menyuruh kakek itu masuk dan melayaninya dengan makanan yang sebenarnya dia persiapkan untuk kedatangan Tuhan. Dia memperhatikan kakek itu makan dengan lahapnya. Dalam hatinya dia berpikir, batapa melaratnya kakek itu.
“Kakek dari mana? Keluarga kakek dimana? Kakek tinggal dimana?” Gadis itu bertanya pada Kakek itu.
“Itulah De, Kakek hidup sebatang kara, keluarga kakek sudah lama tidak ada, mereka sudah kembali pada yang kuasa. Sedangkan kakek hidup terlunta-lunta dan tidak mempunyai arah dan tujuan.” Jawab Kakek itu. Gadis itu lebih iba mendengar perkataan kakek itu.
“Kek, bagaimana kalau kakek tinggal disini, kakek bisa bekerja disini kebetulan aku membutuhkan orang untuk mengurus taman di depan. Aku tak mampu mengurusnya sendiri karena terlalu besar.” Kakek itu melepaskan sendok yang di pakai untuk makan karena sudah selasai makan dan menjawab Gadis itu,
“Benarkah De? Terima kasih banyak De… terima kasih.” Sambil memegang tangan gadis itu dan menciumya sebagai tanda terima kasih yang sangat besar. Gadis itu melihat si kakek meneteskan air mata bahagia. “Sudahlah kek, sudah sepantasnya kita saling membantu sesama manusia.
“Mari ikut saya, akan saya tunjukkan kamar untuk kakek.” Kakek tua itu mengikuti kemana gadis itu pergi.
“Nah, ini kamar untuk Kakek. Coba kakek lihat di lemari itu, di situ ada pakaian yang mungkin bisa Kakek pakai. Namun sebelumnya kakek mandi dulu dan membersihkan diri. Setelah itu Kakek beristirahatlah dahulu.” Kata Gadis itu setelah mereka sampai di kamar untuk si kakek
“Sekali terima kasih banyak de, terima kasih banyak.” Kata Kakek itu.
“TING-TONG… TING-TONG….” Terdengar suara berl pintu.
“Baiklah Kek, saya ke depan dulu, sepertinya ada tamu.” Gadis itu sambil berlalu meninggalkan kakek itu.
Di luar terdengar Hujam yang sangat deras.
Gadis itu bergegas ke depan, dalam pikirannya pasti kali ini yang datang adalah Tuhan. Segera di bukanya pintu, tapi yang di lihatnya bukanlah Tuhan tapi seorang perempuan tua dalam keadaan basah kuyup.
“Selamat Sore Nona…. Bisakah perempuan tua ini meminta tolong?” kata Perempuan tua itu
“Ya, apa yang bisa saya bantu?” balas gadis itu.
“Bolehkah saya mendapatkan pakaian bekas yang layak saya pakai, saya basah dan kedinginan.”
“Oh ada, mari masuk dulu.” Kata Gadis itu.
Perempuan itu masuk mengikuti Gadis itu.
“Mari ikut saya” kata gadis itu.
Dan Gadis itu melakukan persis seperti apa yang telah dia buat pada Kakek tua tadi. Memberikan pakaian, makanan bahkan tempat tinggal dan pekerjaan.
“Terima kasih banyak Non, budi baik Non pasti takkan saya lupakan. Berkat-berkat yang melimpah dari Tuhan akan senantiasa menyertai Non.” Kata Perempuan tua itu.
“Ah, itu tidak seberapa. Kan sudah seharusnya kita saling membantu. Baiklah, saya tinggal dulu ya.” Kata Gadis itu.
Gadis itu kembali ke depan. Tampak ada guratan kekecewaan tergambar di wajahnya namun dia juga merasa seperti ada suka cita di hatinya.
“TING-TONG” Bel pintu berbunyi.
Gadis itu terkaget dan menyangka itu pasti Tuhan yang datang. Segera di bukanya pintu, namun lagi-lagi dia bukan melihat Tuhan, tapi seorang lelaki muda yang tampak kelelahan.
“Selamat malam.” Kata Pemuda itu.
“Ya, selamat malam… ada yang bisa saya bantu?” balas gadis itu.
“Begini, mobil saya mogok di depan, dan saya sudah mencoba memperbaikinya namun tidak bisa. Dan tampaknya tempat ini jauh dari pemukiman warga dan sangat sunyi. Jadi bisakah saya menginap disimi untuk malam ini dan meminjam telepon untuk menelpon bengkel terdekat supaya besok pagi mereka bisa datang memperbaiki mobil saya. Setelah itu saya bisa pulang.” Kata Pemuda itu.
“Baiklah, silahkan masuk.” Jawab gadis itu.
“Nah ini kamar yang bisa anda pakai, di dalam ada telepon yang bisa anda pakai. Bila anda lapar, di meja makan masih ada makan bila anda mau.” Terang Gadis itu.
“Terima kasih banyak atas bantuannya” Kata Pemuda itu, “Saya pasti akan mengingat kebaikan anda.”
“Baiklah, saya tinggal dulu.” Balas Gadis itu.
Waktupun berlalu, jam sudah menunjukkan jam 11 malam, namun Tuhan tak kunjung datang, membuat gadis itu mulai kecewa.
“Sudah selarut ini Tuhan belum juga datang, lebih baik aku tidur saja.” Gadis itu bergumam sendiri dan mask ke kamar. Sebelum dia tidur, dia berdoa dan bertanya kenapa Tuhan tak kunjung datang. Ataukah yang dia lihat dan dengar semalam itu bukan pertanda dan hanya mimpi semata. Setelah itu diapun tidur.
Dan hal semalam terjadi lagi, secara tiba-tiba Gadis itu sudah berada di tempat yang sama di mimpinya semalam. Tapi tidak melihat siapa-siapa. Dan tiba-tiba cahaya yang sangat terang menyinari Gadis itu. Dan terdengar suara.
“Anakku…. Anakku….”
“Siapa di sana!?” Kata gadis itu.
“Ini Aku Anakku, yang kau tunggu seharian ini.” Suara itu terdengar.
“Tuhan, engkahkah itu?” Tanya Gadis itu.
“Ya, benar AnakKu” Suara itu lagi.
“Oh Tuhan, bila benar itu Engkau, mengapa Engkau mengecewakanku hari ini? Aku sudah menungguMu tapi Engkau tidak kunjung datang!” Tanya Gadis itu lagi.
“Anakku, hari ini Aku sudah datang padamu sebanyak tiga kali.” Suara itu.
“Hah? Kapan?” Gadis itu bingung.
“Hari ini kamu sudah tiga kali membukakan Aku pintu, ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan, pakaian ketika Aku kedinginan bahkan ketika Aku Lelah, kamu member Aku tempat untuk berteduh dan tinggal. Terima kasih AnakKu!” Terdengar Suara itu.
Tiba-tiba Gadis itu tersadar dan bangun. Dia kembali mengingat mimpi itu kemudian segera dia berdoa.
“Ya Tuhan, ternyata Engkau hadir hari ini untuk mengajariku untuk mengasihiMu lewat mengasihi mereka yang membutuhkan pertolongan. Terima kasih banyak Tuhan, Engkau sudah hadir dalam hidupku dan mengajariku untuk mengasihi sesama dan dengan demikian aku juga sudah mengasihi diriMU Tuhan. Terima kasih Tuhan…. Amin”
Matius 25 : 31-46.
(Rain Sumanti_Tondano)