Kasihilah Sesamamu Manusia sebelum terlambat
Sebuah cerita yang saya tonton di salah satu video yang di bagikan oleh seorang teman di facebook.
Cerita yang sangat mengharukan walaupun hanya untuk kepentingan iklan suatu produk semata.
Di suatu pagi yang cerah di salah satu sudut daerah pertokoan di Thailand, seorang pria paruh baya baru saja membuka tokonya. Setelah dia membuka tokonya dia melihat seorang gelandangan (atau bisa jadi orang yang mengalami gangguan jiwa) sedang tidur tepat di depan tokonya. Melihat orang ini pria itu sangat marahdan segera membangunkan orang itu dan mengusirnya. Tampak sekali bahwa pria ini sangat membenci orang-orang seperti itu.
Hari pun berganti, dan hal yang sama terjadi lagi. Pria paruh baya itu masa saja menemukan gelandangan itu masih saja tidur di depan tokonya. Dengan marahnya pria itu menyiram si gelandangan supaya bangun dan mengusirnya. Namun besoknya hal yang sama terjadi lagi, ketika pria itu membuka pintu tokonya, masih saja dia melihat gelandangan itu tidur didepan pintu tokohnya. Kali ini si pria paruh baya tidak membangunkannya secara kasar, namun menggelitiki wajah dan hidung si gelandangan dengan sapu lantai yang kotor. Si gelandangan pun terbangun dan melihat si pria paruh baya yang menampakkan wajah geram dan menggertak si gelandangan. Si gelandanganpun lari terbirit-birit. Tidak hanya sampai di situ saja, siangnya ketika si gelandangan sedang mengais di tong sampah yang jaraknya agak jauh sedikit dari toko si pria paruh baya, tiba-tiba si pria melempar gelandangan itu dari jauh dengan botol air mineral. Kelakuannya itu sering membuat tetangga dan putri si pria paruh baya itu menggelengkan kepala.
Sampai pada suatu pagi, kembali si pria itu membuka tokonya. Dan ketika dia membuka tokonya, dia mencium bau pesing seperti bau kencing. Bersamaan dengan itu dia masih juga melihat si gelandangan tidur di depan tokonya itu. Amarah Pria paruh baya tiu tidak terhan lagi. Di tendangnya gelandangan itu sampai si gelandangan merasa kesakitan kemudian mengusirnya. Putri si Pria itu sudah tidak tahan melihat kelakuan ayahnya, namun tegurannya tidak di hiraukan oleh pria itu.
Keesokan harinya, Pria itu seperti biasa membuka tokonya. Tapi tampak hal yang lain terjadi. Dia sudah tidak melihat gelandangan itu lagi. Dia seperti merasa agak lega. Dan hari-haripun berlalu, namun pria itu tampak seperti mencari keberadaan si gelandangan setiap kali dia membuka tokonya. Sampai suatu kali ketika dia membuka tokonya dan mencari apakan si gelandangan ada atau tidak karena pagi itu dia mencium bau pesing dan di pikirnya si gelandangan yang buang air di pintu tokonya. Rupanya apa yang di lakukan pria ini belakangan sering di perhatikan tetangganya itu. Tiba-tiba tetangganya itu bertanya, “Apakah kamu mencari gelandangan itu? Dia sudah pergi jauh dan takkan kembali lag, sekarang kamu sudah puas?”
Tampak ada penyesalan bercampur penasaran, kemana dia pergi atau jangan-jangan dia masih tetap tidur di depan tokonya dan bangun sebelum dirinya membuka toko. Dan dia teringat bahwa di depan tokonya dia memasang CCTV. Segera dia membuka Komputer yang terhubung dengan CCTV itu dan mulai membuka semua rekaman-rekaman dari CCTV itu. Ketika dia melihat rekaman dimana dia sering mengusir gelandangan itu, dia seperti merasah bersalah. Sempat juga dia melihat kebaikan hati putrinya ketika dia memberikan gelandangan itu makanan ketia putrinya itu pulang di malam hari dari kerjanya.
Pria paruh baya ini semakin merasa bersalah karena pernah menuduh si gelandangan buang air di depan pintu tokonya dan menyiksanya ketika dia melihat di rekaman CCTV dimana ada orang yang sengaja buang air di depan pintu tokonya dan di pergoki si gelandangandan si gelandangan mengusirnya.
Sampai pada satu rekaman dimanamemperlihatkan dua orang yang sedang mencoba membobol pintu tokohnya dan di pergoki oleh si gelandangan. Tampak si gelandangan berusaha mati-matian mengusir para berandalan yang mencoba merusak pintu tokonya untuk merampok. Semakin dia merasah bersalah dan menyesal ketika dia melihat kenyataan bahwa gelandangan itu tertikam pisau dari para perampok itu. Dan dia teringat perkataan tetangganya, “Apakah kamu mencari gelandangan itu? Dia sudah pergi jauh dan takkan kembali lag, sekarang kamu sudah puas?”
Akhirnya dia tahu bahwa maksud perkataan dari tetangganya itu bahwa gelandangan itu sudah meninggal. Tersandarlah dia dalam penyesalan. Budi baik si gelandangan di balasnya dengan berbagai perlakuan kasar. Suatu penyesalan yang sangat besar bagi Pria paruh baya itu.
Cerita di atas, mengingatkan kita untuk mengasihi terus mengasihi sesama kita tanpa pandang buluh. Miskin atau kaya. Kawan atau lawan. Karena pesan Firman Tuhan yesus dalam Injil Matius 22 : 39 berbunyi : dan hokum yang kedua ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Sebagai remaja Gereja, mari kita menampakan kasih Kristus dalam hidup kita lewat berbagi kasih dengan sesama. Mari berbagi kasih dengan sesama kita, apalagi menjelang hari Natal, bahkan dalam kekuranganpun mari kita berbagi dengan sesama kita. Mari kita mengasihi karena Tuhan sudah lebih dahuli mengasihi kita.
Damai di Hati.