Jenderal Shamila
Pada awal abad dua puluh, ketika terjadi pergolakan di Rusia, ada seorang tokoh revolusioner yang memimpin gerakan revolusi yang ingin menggulingkan Tsar Rusia. Bersama para pengikutnya mereka hidup di tenda-tenda dan sering berpindah tempat untuk menghindari kejaran pasukan pemerintah yang ditugaskan menangkap mereka.
Jendral ini bernama Shamila. Dia di kenal sebagai seorang pemimpin yang adil dan kejam. Siapa saja yang bersalah pasti akan dihukum seadil-adilnya.
Berhubung mereka hidup berpindah-pindah maka mereka harus berhenat dalam segala hal, termasuk makanan. Sampai pada suatu saat, ketika mereka sedang kekurang bahan makan dan harus hidup lebih berhemat lagi, seorang prajurit datang membawa laporan bahwa telah terjadi pencurian bahan makanan dari tempat penyimpanan bahan makanan. Mendengar hal itu, maka Jendral Shamila naik pitam. Dengan marahnya dia memerintahkan kepada seluruh pengikutnya berkumpul di tenda utama pada besok harinya.
Keesokan harinya seluruh pengikut Jendral Shamila telah berkumpul di tenda utama. Tak lama kemudian Jendral Shamila tiba dan membuat suatu pengumuman bahwa barang siapa diketahui melakukan pencurian bahan makanan lagi, maka pencuri itu harus dihukum cambuk sebanyak 50 kali. Semua pengikutnya mendengar dengan patuh dan merasa ketakutan mendengar apa yang di sampaikan Jendral Shamila.
Waktu pun berlalu. Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan sudah tidak terdengar lagi ada pencurian bahan makanan. Namun mereka tetap hidup berhemat demi mencukupi kehidupan mereka, karena mereka harus hidup berpindah-pindah.
Namun, beberapa bulan kemudian prajurit yang sama datang melapor lagi membawa kabar baik dan buruk. Prajurit itu menyampaikan bahwa telah terjadi lagi pencurian bahan makan namun pencurinya langsung tertangkap.
Bukan main marahnya Jendral Shamila mendengar hal itu dan tanpa berpikir panjang, Jendral langsung memerintahkan untuk menghukum si pencuri. Namun apa yang terjadi setelah dia memerintahkan hukuman sungguh sangat mengejutkan Jendral Shamila. Ternyata pencuri itu adalah ibunya sendiri.
Muncul kebimbangan dihatinya, sebab bila dia tidak menghukum sim pencuri yang adalah ibunya, para pengikutnya akan mempertanyakan keadilannya yang selama ini begitu dijunjung tinggi, namun ia sangat mengasihi ibunya dan bila dia tetap menghukum ibunya, dia akan dikenal sebagai anak yang kejam dan tak mengasihi orang tua yang sudah melahirkannya. Apa yang harus dia lakukan?
Orang banyak sudah berkumpul, si pencuri yang adalah ibu Jendral Shamila sudah berlutut di tengah tenda utama menunggu penghukuman. Para pengikut Jendral Shamila pun bertanya-tanya, apa yang akan dilakukan si Jendral itu. Tak lama kemudian Jendral Shamila hadir dengan jubah kebesarannya.
Dia pun berkata : “Siapkan hukuman!!”
Ibunya berlutut sambil menangis menanti cambukan dari algojo yang sudah bersiap mengayunkan cambuknya.
Tiba-tiba Jendral Shamilah mendekati ibunya, membuka ikatan tangannya, mengangkat dan memeluk ibunya sambil berkata; “Ibu, aku sangat mengasihimu. Apapun yang terjadi aku takkan membiarkan seorangpun menyakitimu ibu”.
Semua orang menjadi kaget ketika Jendral Shamila membawa ibunya ke pinggir tenda, membuka jubah kebesaranya dan mengenakannya pada ibunya. Dan yang lebih mengagetkan lagi, Jendral Shamila juga membuka pakaiannya dan berjalan ke tengah kemudian berlutut dan berkata kepada algojo demikian;
“Hukumlah aku menggantikan ibuku!!”
Si algojo hendak menolak tapi Jendral Shamilan tetap memerintahkan untuk menghukumnya.
Akhirnya Jendral Shamila menjalankan hukuman menggantikan ibunya.
Banyak orang menjadi terharu melihat kejadian itu. Jendral Shamila dalam Keadilannya yang sangat di takuti para pengikutnya tetap menunjukkan kasihnya lewat pengorbanannya.
Nah, adik-adik remaja sekalian, kita mengenal Tuhan Allah kita adalah Allah yang adil yang akan menghukum setiap perbuatan dosa (Keluaran 34:17b .”Tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.”) manusia karena Allah sangat membenci dosa (Roma 6;23a “Sebab upah dosa adalah maut.”) Maut berarti hukuman kekal untuk selama-lamanya.).
Namun Allah juga sangat mengasihi kita walaupun kita sudah jauh terperosok dalam dosa-dosa.
Namun bagaimana Allah bisa dikatakan adil kalau tidak menghukum dosa-dosa manusia?
Bagaiman Allah bisa di katakan mengasihi seluruh manusia kalau Allah tetap menghukum kita?
Bagaimana Tuhan Allah mempertemukan Keadilan dan Kasih? Secara manusia itu mustahil, tapi bagi Tuhan tidak. Lalu bagaimana caranya? Ya, dengan mengorbankan diriNya sendiri dengan menjadi manusia dan mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita semua.
Yohanes 3 : 16 tertulis :
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Nah, sekarang apa yang akan kita lakukan untuk membalas pengorbananNya?
Jadilah Remaja yang takut akan Tuhan dan mencerminkan teladan Kristus dan hidup kita.
Syalom.
R.S