MINGGU 27 September 2015
YESAYA 49 : 6b dan MATIUS 5 : 13 – 16
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Suatu iklan lampu menyatakan “terang terus, terus terang”, artinya kalau pakai lampu ini katanya akan terus terang benderang dan tahan lama. Dua pembacaan Alkitab saat ini berbicara tentang terang. Hal ‘terang’ tidaklah sulit untuk dicerna bagi para pendengar masa lalu dan masa sekarang. Dari kita bayi ketika orang tua kita tanya : mana lampu? (yang sebenarnya menunjuk pada terang), secara spontan kita menunjuk pada sesuatu yang bergantugan atau menempel di atas “plafon”. Setiap rumah pastilah mempunyai alat penerang atau zaman lalu orang memakai kaki dian yang berfungsi seperti lampu. Panggilan menjadi terang bukan hanya tugas pribadi, tetapi juga tugas kolektif suatu bangsa yaitu Israel dan menunjuk pada suatu kota yaitu Yerusalem yang terletak di atas perbukitan, ia mencolok sehingga menjadi pusat perhatian. Seperti kota Hongkong yang terkenal kemilau lampunya warna-warni menerangi kota. Panggilan menjadi terang artinya berfungsi “menerangi” orang di tengah kegelapan. Ini mengungkapkan betapa para murid selaku pengikut Kristus sendiri. Apakah terang itu? Dijelaskan Allah sebagai “perbutan-perbuatan baik”. Katanya: “Biarlah orang melihat perbuatanmu yang baik, dan mereka akan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Tujuan akhir dari perbuatan baik ada pada Bapa yang melindungi dunia dan seisinya. Bukan dengan perbuatan jahat yang tidak melindungi dunia, tetapi justru mebuat dunia gaduh seperti yang dilakukan oleh beberapa oknum remaja gereja yang beridentitas Kristen, tetapi tidak memancarkan cahaya terang, dengan melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum, antaranya ugal-ugalan mengendarai motor atau balapan motor dijalanan umum, tawuran antar kampong (tarkam) yang mengakibatkan tindakan anarkis (kekerasan) yaitu melempar rumah penduduk, berkelahi pakai senjata tajam (sajam) seperti yang lagi santer ini yaitu pakai panah wayer, terlibat dalam sindikat pencurian motor yang belum lama ini sontak menghebokan di mana akhirnya kepala “geng” tertembak, yang dalam kasus ini ternyata melibatkan antara 2 perempuan dan 2 laki-laki yang masih usia remaja. Geng ini berhasil diciduk oleh Tim Baracuda Polres Minahasa. Polda Sulawesi Utara juga membentuk tim yang sama, sedangkan di polresta Manado bernama Tim Kelelawar. Pihak kepolisian membentuk tim-tim ini tentu berdasarkan evaluasi bahwa adanya peningkatan kejahatan atau tingkat kriminalitas naik, yang memang tidak bias dipungkiri melibatkan generasi kita. Padahal sekali lagi dikatakan bahwa kita hadir di dunia ini untuk menjadi terang. Mejadi terang bagi dunia adalah panggilan kehambaan.
Karena pembacaan Alkitab kita dalam perjanjian Lama tadi yaitu Yesaya 49 : 5 – 6, ada dalam bagian kedua kitab Yesaya yaitu pasal 40 – 66, di mana khusus pasal 49 – 55 tentang Hamba Tuhan. Panggilan mejadi hamba bukan hanya untuk Yesaya, tetapi juga kepada kita sebagai remaja masa kini.
Seperti kata firman-Nya: “terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku”. Artinya secara kuantitas (jumlah) orang yang bias menjadi hamba sangatlah sedikit. Indikasi ini termasuk menunjuk pada sangatlah sedikit remaja Kristen menjadi hamba. Karena itu sekarang tinggal bagaimana kita secara pribadi menjawab panggilan ini : apakah kita bersedia atau tidak menjadi hamba???. Atau identitas kita sebagai remaja Kristen Cuma tempelan saja. Firman Tuhan sudah mengidentifikasi memang banyak orang Kristen di dunia ini. Tapi kadang Cuma sebagai pelengkap isian administrasi, ketika kita melamar sekolah atau di kartu siswa. Padahal menjadi hamba Tuhan tidak terbatas pada mereka yang mengaku jabatan sebagai Pendeta, Penatua, Syamas, Komisi BIPRA, Komisi KPDP. Sebab keseharian hidup kita, pun di usia remaja adalah untuk memenuhi panggilan Tuhan menjadi hamba yaitu hidup yang menerangi semua orang, hidup yang memancarkan terang, hidup yang menjadi pusat perhatian, hidup yang bercahaya dengan berbuat kebaikan. Cara hidup kita baik merupakan salah satu implementasi memuliakan Bapa kita di sorga. Hidup dalam kebaikan atau menjadi terang bagi sekitar kita, pun bagi bangsa adalah suatu misi pribadi kita masing-masing supaya keselamatan yang Tuhan Yesus beri bagi bagi kita, juga akan menjadi bagian seluruh bumi. Dengan demikian Allah dipermuliakan dan Alla menjadi kekuatan kita mewujudkan panggilan kehambaan ini.
Saudara-saudari berikut pembacaan Alkitab kita dalam Perjanjian Baru, mengenai panggilan untuk kita menjadi garam dan terang dunia. Pada hakekatnya panggilan ini sama dengan panggilan menjadi terang dunia.
Firman Tuhan ini berbicara tentang sesuatu yang dibutuhkan dan yang difungsikan. Tujuannya supaya sesuatu yang dibutuhkan itu, mampu berfungsi atau berguna seperti yang dikehendaki orang yang menggunakannya. Pada masa itu garam yang digunakan oleh manusia memiliki beberapa fungsi, sedangkan terang merupakan keadaan yang diperlukan dalam rangka kelancaran aktifitas keseharian.
Di dapur mama kita pasti ada garam, kalau mama membuatkan kita makanan yang kita gemari “lalapan” misalnya, terus tidak pakai garam, pasti kita tidak selerah makan, meskipun makanan itu kesukaan kita.
Tuhan Yesus dalam Khotbah di bukit, salah satunya menyatakan jangan sampai “garam menjadi tawar”. Garam di Palestina yang di ambil dari Laut mati dapat menjadi tawar karena tercampur dengan bahan kimia lainnya. Inilah kiasan untuk menunjukan keganjilan dari “kita sebagai seorang remaja yang percaya pada Yesus, tapi yang tidak berguna”, karena tidak dapat menunjukan jati diri kita sebagai pengikut Kristus. Garam sebagai pengawet makanan yang tidak berfungsi , menunjukan pula pada ketidakmampuan kita “menahan” kerusakan moral dunia sekitar atau juga melindungi dunia dari pembusukan. HIV – AIDS virus mematikan turut juga di derita oleh remaja, terjun ke dunia “esek-esek” pun ada dari kalangan anak usia sekolah SMP/SMA. Pergaulan bebas, dan lain-lain.
Saudara-saudari baik penggilan menjadi terang maupun garam, dijelaskan Yesus sebagai “perbuatan-perbuatan baik”. Katanya: “Biarlah orang melihat perbuatanmu yang baik, dan mereka akan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Tujuan akhir dari perbuatan baik kita ada pada Bapa yang bekerja di tengah kita sebagai anak-anak-Nya, untuk menerangi serta melindungi dunia dan seisinya.
Tuhan menguatkan kita, meski usia remaja menjadi terang dan garam dunia. Amin.